Permata yang hilang
Bibirku
membeku,
Lidahku
membisu,
Hanya
mata berbicara.
Hatiku
luka,
Berdarah
tiada,
Seiiring
dengan garis masa.
Anakku,
Dikaukah
yang ku peluk dulu?
Dikaukah
yang ku belai dulu?
Dikaukah
yang ku payungi dulu?
Mengapa
kini,
Dikau
menjadi pisau hidupku,
Menghiris
belati di susuk tubuhku.
Ketika
jasadku semakin usang,
Ketika
mataku kian kabur,
Ketika langkahku tidak teratur,
Dikau
kini menjauhi ku,
Menatap
jijik tubuh kering ku,
Seolah
dikau bukan dari rahimku.
Anakku,
Dengarlah
pesanku ini,
Andai
diriku terbujur kaku,
Dikaulah
permata ku,
Tetapi,
Permata
yang telah hilang…
Nukilan,
- aimie -
20
Oktober 2015
Tiada ulasan:
Catat Ulasan