Wajah Sebuah Rindu
Terlihat
dari tubir mata,
Ada
kerinduan di lubuk jiwa,
Yang
tak bisa di ungkapkan,
Tak
bisa di zahirkan.
Wajahnya
tersenyum seakan biasa,
Cuma
topengan semata,
Bagi
melindungi derita jiwa,
Terhadap
sekujur wajah,
Yang
bersarang kerinduan.
Apakah
nilai kerinduan ini?
Dapatkah
wajah ini fahami?
Bukan
harta yang diimpikan,
Bukan
ringgit menjadi ukuran,
Hanya
sekadar wajah,
Pengubat
kerinduan.
Suatu
ketika dahulu,
Wajah
ini menjadi nadi hidupnya,
Karenahmu
menjadi penawarnya,
Dikaulah
nyawa hidupnya,
Tapi
kini,
Dikau
menjadi wajah,
Yang
melupakannya.
Penantian
satu penyeksaan,
Wajah
yang di nanti tak kunjung tiba,
Rindu
di gengam agar terpadam,
Luka
di jiwa pastikan sembuh jua.
Pergilah
jauh derita jiwa,
Jangan
di ganggu wajah bahagia,
Kerinduan
ini pastikan hilang jua,
Pabila
tiba janji dari-Nya,
Janji
yang pasti ditepati.
Nukilan,
(SITI
NUR AIN HASHIM @ aimie)
5
Disember 2015, 1.44pm